Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sikap perasaan positif seseorang tentang pekerjaan, yang dihasilkan dari suatu evaluasi atas karakteristik-karakteristiknya. Seseorang yamg merasa puas tentang pekerjaannya, maka mereka akan memiliki perasaan yang positif untuk mengenali pekerjaannya, sebaliknya jika seseorang yang memiliki tingkat kepuasan rendah (baca:tidak puas), maka mereka memiliki perasaan negatif atas pekerjaannya atau mengenali pekerjaannya.
Karakteristik pekerjaan sangat luas, pekerjaan lebih dari sekedar merapikan kertas dokumen, membuat program, melayani pelanggan, mengoperasikan mesin dan mengendari/mengendalikan alat berat.
Pekerjaan membutuhkan komunikasi atau interaksi dengan teman sejawat maupun atasan, mematuhi tata tertib atau kebijakan perusahaan, memenuhi standar kerja, adaptasi dengan lingkungan dan sebagainya. Bahwa, penilaian pekerja atas persepsi kepuasan terhadap pekerjaan merupakan akumulasi yang kompleks dari berbagai elemen yang beragam. Disinilah, menjadi penting kita buat pertanyaan : bagaimana mengukur kepuasan kerja?
Pendekatan umum dan populer adalah 1) peringkat global tunggal, merupakan sebuah respon atas satu pertanyaan atau pernyataan yang semua hal telah dipertimbangkan/digeneralisasikan. Cara ini menggunakan (pada umumnya) skala 5, mulai dari sangat puas, puas, cukup, tidak puas dan sangat tidak puas. Sampai di sini, pendekatan ini menggunakan persepsi kepuasan.
Pendekatan 2) penjumlaham aspek aspek perkerjaan, lebih komprehensif dengan cara mengidentifikasikan elemen-elemen kunci dalam sebuah pekerjaan, misalnya sifat pekerjaan, pengawasan, gaji saat ini, promosi jabatan dan hubungan dengan rekan kerja. Pekerja/responden akan memeringkat elemen-elemen tersebut berdasarkan sebuah skala terstandarisasi dan penilai/peneliti menjumlahkan pemeringkatan mereka untuk menciptakan kepuasan kerja secara keseluruhan.
Kedua pendekatan ini mana yang lebih akurat? Secara intuitif, menjumlahkan respon pada sejumlah faktor atas pekerjaan, sepertinya akan mencapai suatu evaluasi yang lebih akurat atas pengukuran kepuasan kerja. Akan tetapi ini jarang menjadi dipakai dalam mengukur kepuasan kerja. Karena pada pendekatan kedua ini sifatnya lebih komplek atau detail, tampaknya kesederhanaan dalam pengukuran akan bekerja lebih baik daripada kompleksitas, sehingga hal yang penting adalah membuat satu metode secara esensial sevalid mungkin. Singkatnya, konsep kepuasan kerja sangatlah luas sampai satu pertanyaan sederhana dapat menangkap esensinya. Penjumlahan aspek-aspek pekerjaan juga dapat meninggalkan beberapa data penting.
Kedua metode jelas akan membantu. Metode peringkat global tidak menghabiskan banyak waktu, sehingga waktu bisa lebih efektif digunakan untuk melakukan tugas-tugas lainnya. Sedangkan penjumlaham aspek-aspek pekerjaan dapat membantu manajer mengatasi masalah yang dihadapi lebih cepat dan lebih akurat.
Setelah uraian-uraian di atas, maka seberapa banyak orang yang puas dalam pekerjaannya? Makin berkembangnya faktor-faktor di lingkungan kehidupan, maka tuntutan pekerja atas kepuasan berbanding lurus. Pada dasarnya, peran budaya mengambil faktor utama dalam kepuasan seseorang dalam pekerjaannya. Dalam Pekerjaan di kawasan budaya barat memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi daripada budaya timur.
Sekali lagi, budaya akan mendidik seseorang. Seseorang yang biasa bekerja dalam lingkungan budaya disiplin akan merasa tidak puas jika bekerja di lingkungan yang lebih fleksible, begitupula sebaliknya.
Di sisi lain, untuk mengetahui seberapa banyak orang puas, maka kembali lagi pada elemen yang dinilai : gaji, jenjang karir, lingkungan kerja, kepemimpinan dan sebagainya. Jadi sangat tergantung pada titik mana yang dinilai. Misal, seseorang merasa puas dengan besarnya gaji yang diterima, tetapi tidak dengan jenis atau pola pekerjaannya. Belum lagi kita bicara pada faktor kepentingan/kebutuhan individu maupun karakter individu.
Kepuasan kerja tidak hanya mengenai kondisi pekerjaan. Kepribadian juga memainkan peranannya. Orang yang memiliki evaluasi diri positif, percaya pada nilai dan kompetensi dasar mereka, lebih puas pekerjaannya dibandingkan dengan mereka dengan evaluasi inti negatif (evaluasi diri adalah kesimpulan akhir yang dimiliki individu tentang kemampuan, kompetensi dan nilai mereka sebagai individu) .
Mungkin, kita pernah memiliki pekerjaan yang menurut kita terbaik. Kenapa kita menyukai pekerjaan itu? Bahwa pekerjaan pekerjaan menarik yang memberikan keragaman, kemandirian dan kendali telah mampu memuaskan kebanyakan pekerja. Kepuasan kerja berkorelasi positif dengan kepuasan hidup, sikap, dan pengalaman dalam hidup diimplementasikan sebagai pendekatan dalam dia bekerja. Dampak dan kaitannya adalah umpan balik, dukungan sosial, dan interaksi dengan rekan kerja di luar tempat kerja dengan kepuasan kerja.