Knowledge worker adalah istilah yang pertama kali digagas oleh Peter Drucker dalam bukunya, The Landmarks of Tomorrow (1959). Drucker mendefinisikan, knowledge worker sebagai pekerja dengan kompetensi tinggi yang menerapkan pengetahuan teoritis dan analitis dalam bekerja.
Pengetahuan tersebut diperoleh melalui pelatihan formal yang kemudian diterapkan untuk mengembangkan produk dan atau layanan.
Drucker meyakini bahwa knowledge worker akan menjadi aset paling berharga dari organisasi atau perusahaan abad ke-21, karena mereka akan berdampak pada tingkat produktivitas dan kreativitasnya yang tinggi. Organisasi akan berada pada level tinggi karena memiliki pekerja pekerja profesional, apakah itu yang bergerak di bidang teknologi informasi, seperti programmer, desainer web, analis sistem, penulis teknis, maupun peneliti.
Knowledge worker juga diilustrasikan terhadap mereka yang berprofesi atau bidang kerja seperti apoteker, akuntan publik, insinyur, arsitek, pengacara, dokter, ilmuwan, analis keuangan, dan pemikir desain.
Knowledge worker memiliki fokus analisis dan ambisi dalam prestasi kerja dan mereka tahu bahwa pendapatan, gaji atau sejenisnya adalah proses dari hasil kerjanya, tidak seperti pekerja manual yang dibayar untuk melakukan tugas-tugas fisik. Selanjutnya, yang membedakan pekerja berpengetahuan (knowledge worker) dengan pekerja lain adalah kemampuan mereka dalam memecahkan masalah yang kompleks atau untuk mengembangkan produk atau layanan baru di bidang keahlian mereka.
Sejak istilah knowledge worker menjadi satu bahasan dalam organisasi, jumlah pekerja pengetahuan terus tumbuh dan mendorong organisasi bergerak menuju keseimbangan secara kolaboratif yang memberikan otonomi lebih banyak kepada karyawan mereka.
Knowledge worker menerima gaji tinggi yang mencerminkan sifat kompleks pekerjaan mereka dan serta kemandirian dalam proses kerja. Mereka lebih fokus pada kualitas daripada kuantitas. Supervisor mereka harus menugaskan mereka tugas berdasarkan minat dan tujuan mereka, karena ini akan mempengaruhi kualitas penyelesaian proyek atau kerja.
Karakteristik dasar knowledge worker adalah 1)  memiliki pengetahuan faktual dan teoritis, 2)Mengakses dan menggunakan informasi dalam bekerja, 3)Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik,4) memiliki motivasi positif, 5)memahami tantangan dan peluang.
Pergeseran sumber daya manusia berbasis pengetahuan menghadirkan peluang baru bagi orang-orang yang bertujuan untuk menumbuhkan bakat mereka dan memperluas kreativitas mereka. Pekerja pengetahuan menikmati mobilitas pekerjaan yang lebih besar, selain itu mereka dapat bekerja di zona waktu yang berbeda, di rumah, di ruang tunggu bandara bahkan di kedai kopi.
Pengusaha mengakui bahwa keberadaan mereka adalah sebagai aset perusahaan dengam bakat dan keterampilan unik, bukan sebagai karyawan biasa yang melakukan tugas-tugas berulang. Sifat pekerjaan yangymenuntut pengetahuan memungkinkan para knowledge worker untuk mendapatkan keterampilan kepemimpinan karena mereka sering bekerja sebagai atasan mereka sendiri dan menikmati kebebasan yang lebih besar untuk melakukan tugas-tugas baru setiap hari.