Laporan keuangan pada dasarnya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan modal. Rasio-rasio tersebut memiliki keeratan satu dengan yang lainnya atau merupakan satu kesatuan, saling melengkapi serta menguatkan penjelasan.
Keterkaitan laporan-laporan tersebut dapat dilihat dan dipresentasikan dalam bentuk rasio-rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar.
Rasio likuiditasmerupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar segera (likuid) terhadap kewajiban segera. Kemampuan bayar segera, artinya menggunakan aktiva lancar untuk membayar kewajiban segera/hutang lancar. Kategori rasio likuiditas yang longgar adalah menggunakan seluruh aktiva lancar sebagai kemampuan bayar, sedangkan kategori rasio likuiditas sempit, menggunakan kas (atau setara kas) sebagai kemampuan bayar. Dalam rasio likuiditas terbagai menjadi beberapa jenis rasio yaitu current ratio, quick ratio/acid ratio dan rasio kas.
Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan membayar perusahan dalam jangka waktu panjang, Rasio ini merupakan komplemen bagi rasio likuiditas. Dalam rasio solvabilitas terbagi menjadi 3 ratio yaitu debt ratio atau rasio hutang, debt equity ratio dan coverage ratio. Debt ratio merupakan perbandingan antara besarnya hutang total dengan aktiva total, debt equity ratio merupakan perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri sedangkan coverage ratio menunjukkan kemampuan bayar (beban bunga) bagi hutang, yang ditunjukkan oleh laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) atau kemamouan kas yaitu EBIT ditambah depresiasi. Secara teoritis, EBIT harus lebih tinggi dari beban bunga (interast) sehingga rule of thumb >1. Jika Cov-R <1 artinya laba operasi perusahaan tidak mampu menutupi beban bunga. Kondisi tersebut menyebabkan laba bagi pemegang saham (EAT) negative.
Rasio aktivitas menunjukkan bagaimana perusahaan mampu menghasilkan revenue selama satu periode berdasarkan aktiva yang dimiliki. Rasio ini juga dikenal sebagai rasio turnover. Beberapa rasio aktivitas terdiri dari Total asset turnover, account receivables turnover, inventory turnover dan fixed assets turnover.
Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba selama satu periode produksi tertentu. Laba dalam laporan keuangan dibagi menjadi 2 yaitu laba sebelum bunga dan pajak (earning before interet and txes=EBIT) dan laba bersih (earning after tax=EAT).
Dalam rasio profitabilitas akan dikenal bebrapa rasio yaitu Gross profit margin (GPM), Net profi margin (NPM), dan Return of Asset (ROA) dan Return of equity (ROE).
Rasio pasar pada umumnya dipergunakan oleh perusahaan terbuka (Tbk), yang terdiri dari 2 rasio yaitu price earning ratio (PER) dan proce book value (PBV). PER menunjukkan perbandingan antara harga saham per lembar (P) dengan laba per lembar saham (EPS). Tidak ada rule of thumb dalam PER karena PER menggunakan dasar /patokan dari rerata PER perusahaan pada industri bersangkutan. PER yang tinggi disebabkanoleh estimasi pertumbuhan laba yang tinggi begitu pula sebaliknya, sehingga yang perlu diperhatikan adalah estimasi laba yang akurat yang terjadi di masa yang akan datang. PAda akhirnya akurasi dan tingkat PER akan berdampak pada pertimbangan investor.
Market book value adalah rasio pasar terhadap nilai buku, yang biasa dioaki adalah ekuitas (saham). Nilai pasar saham (P) atau kapitalisai pasar (market capitalization) diperoleh dari harga saham dikali jumlah saham beredar. Nilai buku saham adalah nilai yang tertera pada neraca. KOnsep ini juga dikenal sebagai price book value (PBV) . Cara lain yang digunakan adalah menggunakan pendekatan aktiva total. AKtiva total yang didasarkan pada nilai pasar, biasanya penjumlahan dari hutang (hutang nilai buku) dan nilai pasar saham, sedangkan aktiva total berdasarkan nilai buku adalah aktiva yang ada pada neraca.
Inilah sekilas/singkat tentang rasio dalam laporan keuangan, semoga bermanfaat