Kira-kira setahun yang lalu, perekonomian Yunani berada dijurang kebangkrutan. Setelah hampir tiga dekade berlangsung berbagai kebijakan yang tidak terarah, tidak tepat dan praktek-praktek publik yang tercela seperti korupsi yang merajalela dan administrasi perpajakan yang buruk, Yunani menghadapi tiga masalah besar yakni 1) defisit sektor publik yang besar, 2) utang yang besar, dan 3) kehilangan daya saing eksternalnya. Keadaan ini diperparah dengan adanya krisis keuangan global yang dampaknya berimbas pada perekonomian Yunani. Pada tahun 2009, defisit fiskal Yunani mencapai 15,4% dari PDB atau lebih dari lima kali dari rasio yang diijinkan di negara-negara yang bergabung dalam Uni Eropa (aturannyadefisit fiskal tidak boleh melebihi angka 3% dari PDB).Utang pemerintah melonjak 127% mencapai 330 milyar Euro atau setara dengan US $ 387,72 milyar.
Menyikapi hal ini pada bulan Mei 2010, pemerintah Yunani mengeluarkan kebijakan program tiga tahun reformasi struktural dan penyesuaian makro ekonomi dengan dukungan pembiayaan yang tidak pernah terjadi sebelumnya sebesar US $ 145 milyar, yang merupakan pinjaman dari negara-negara anggota Uni Eropa dan IMF. Tujuan dari kebijakan tersebut adalah memulihkan keberlanjutan fiskal dan utang pemerintah menjadi terkontrol, memulihkan ekspor dan daya saing ekonomi, mengamankan sektor keuangan, dan melindungi kelompok masyarakat miskin. Lebih penting lagi, adalah memulihkan kredibilitas, ekonomi dan situasi ketenagakerjaan sesegera mungkin (mengurangi pengangguran yang mencapai 12%) Disamping itu pemerintah berusaha mengurangi defisit fiskal melalui pemotongan gaji dan pensiun; menaikkan PPN dan pajak lainnya; dan mengetatkan pengeluaran lainnya. Strategi tersebut ditujukan untuk mengurangi defisit fiskal sebesar 10,5% dari PDB tahun 2010 menjadi kurang dari 3 % dari PDB tahun 2014. Dukungan pembiayaan dari Uni Eropa tersebut menunjukkan kemauan politik dari negara-negara Eropa untuk bersama-sama mencari jalan keluar menyelesaikan krisis Yunani agar tidak terjadi contagious effect yang lebih besar.
Hal ini juga menunjukkan bahwa Uni Eropa tidak diskriminatif pada anggotanya. Meskipun kalau dilihat dari ukuran perekonomiannya, Yunani jauh lebih kecil pengaruhnya bagi kawasan jika dibandingkan dengan seandainya negara anggota Uni Eropa yang mempunyai ukuran ekonomi yang lebih besar seperti Jerman mengalami nasib serupa seperti Yunani. Bantuan yang diberikan Uni Eropa dan IMF juga mengindikasikan krisis Yunani bukan persoalan sederhana. Artinya sekecil apa pun potensi krisis dalam konteks regionalisme dapat beresiko sistemik secara regional maupun global, sehingga penanganan yang proporsional yang saat ini dilakukan Uni Eropa dan IMF memperoleh apresiasi positif, meskipun dalam tiga tahun kedepan krisis Yunani belul tentu terselesaikan. Namun demikian setahun setelah pemberian bantuan tersebut perekonomian Yunani belum keluar dari krisis. Bahka lembag pemeringkat Fitch Ratings memangkas rating utang jangka panjang Yunani sebanyak tiga tingkat dari BB+ menjadi B+ yang berarti empat tingkat di bawah investment grade. Pemangkasan rating tersebut mencerminkan beratnya tantangan yang dihadapi Yunani dalam mengimplementasikan program reformasi sruktural dan fiskal yang diperlukan untuk memulihkan perekonomiannya. Fitch Ratings menambahkan bahwa peringkat utang Yunani bisa dipangkas lagi, jika Uni Eropa dan IMF gagal menghasilkan solusi jitu untuk mengatasi krisis utang Yunani. Terkait dengan utangnya yang jatuh tempo pada tahun 2011 ini, Yunani kembali meminta bantuan dari Uni Eropa dan IMF untuk dapat merestrukturisasi utangnya. Namun hasil pertemuan pada awal Juni 2011 belum dapat menyelesaikan permasalahan ini diakibatkan adanya pertentangan diantara anggota Uni Eropa atas strategi yang akan dilakukan untuk menyelamatkan Yunani. Jerman mendesak perpanjangan waktu pelunasan utang sebagai bagian dari proses restukturisasi utang Yunani sementara Perancis menolak usulan tersebut. Untuk mengurai pertentangan pandangan tersebut, Uni Eropa sepakat menggelar pertemuan lagi pada akhir Juni 2011. Kita tunggu apa keputusan akhir dari drama perekonomian Yunani selanjutnya apakah dapat segera diselamatkan atau apakah semakin terpuruk?