Situasi pandemi membuat perusahaan dituntut untuk banyak melakukan inovasi, mulai dari produk hingga layanan. Fokus upaya ini adalah menyesuaikan pada perubahan perilaku yang terjadi di masyarakat (:baca konsumen). Pemasar harus cerdik membaca apa yang dibutuhkan konsumen atau menggaet khalayak yang berpotensi menjadi konsumen. Sehingga pemasar harua memastikan strategi pemasaran yang tepat untuk mendapatkan target pasarnya.

Adanya peraturan atau regulasi pencegahan penyebaran COVID-19 oleh pemerintah yang membatasi ruang gerak masyarakat maupun perusahaan, pemasar harus vardik dalam mengambil inisiatif agar pemasaran produknya tetap berjalan dan berada pada posisi daya saing yang kuat. Adalah influencer, dengan menggandeng mereka memungkinkan brand dapat tetap menangkap perubahan perilaku konsumen secara langsung. Konsep ini tak hanya membantu keberlangsungan bisnis dalam kondisi pandemi, namun juga memiliki potensi untuk menciptakan pergeseran menuju perubahan penting yang harus dilakukan di waktu mendatang. Lalu bagaimana cara brand untuk bisa memengaruhi konsumen di tengah masa transisi saat ini?

Gagasan Pembuatan Konten, berkembangnya sejumlah platform yang menghadirkan video pendek, banyak influencer memanfaatkannya untuk lebih engage melalui followers. Sebut saja, Instagram Story, live broadcasting, video TikTok dan youtube menjadi platform bagi influencer unjuk kreativitas dan memanfaatkannya untuk menarik perhatian publik.

Berkaitan dengan situsi pandemi, influencer harus memiliki kepekaan dalam memahami konten yang relevan dan bervariasi serta memastikan bahwa konten memiliki tujuan marketing brand yang tetap memperhatikan situasi pendemi.

Kolaborasi, di tengah situasi sulit seperti saat ini, brand memiliki peluang untuk menunjukkan kepeduliannya. Aktivitas marketing tidak hanya fokus pada penjualan, namun tetap memikirkan keresahan konsumen.

Baca juga :

Transformasi digital dan marketing

Situasi rumit 4P dalam new 4C

Influencer yang memiliki banyak pengikut di media sosial, dapat mendorong kampanye positif. Mereka dapat kerja sama untuk mengedukasi publik untuk tidak menyebarkan hoaks di tengah pandemi dengan pihak lain, baik perusahaan maupun pemerintah atau otoritas lainnya. Contohnya TikTok, platform ini memiliki banyak influencer aktif dan telah berkolaborasi dengan World Health Organization (WHO) untuk kampanye anti penyebaran disinformasi COVID-19.

Kampanye Kepedulian, dalam meningkatkan awareness dan engagement brand dapat melakukan kampanye kreatif dengan tema kepedulian. Adanya perubahan atau peningkatan akses maupun pengguma media sosial merupakan cara efektif untuk melakukan kampanye ini.

AIA Indonesia, melaui tema “AIA Sehat untuk Bersama” meeupakan contoh kampanye kepedulian yang melibatkan konsumen tanpa ada pendekatan khusus bernuansa bisnis. Mereka menggandeng sejumlah influencer mikro untuk mengenalkan tips kesehatan. Melalui gaya para influencer, diharapkan mampu menjangkau lebih banyak orang sekaligus dapat menyampaikan pesan kepedulian AIA ke jangkauan yang lebih luas.

Contoh lainnya adalah munculnya tagar-tagar dari hasil kreatif brand, sebut saja Nike dengan tagarnya #playinside dan #playfortheworld. Nike, bersama tagarnya menampilkan aktivitas masyarakat berolah raga di rumah. Simple, tapi ini cukup untuk menyampaikan pesan kepada konsumen bahwa diam di rumah merupakan hal paling tepat dilakukan pada situasi pandemi corona.

Kebangkitan Social Commerce & Influencer Commerce. Dua model bisnis ini pada dasarnya adalah model bisnis C2C. Kategori ini menghubungkan orang untuk melakukan bisnis dengan orang lain. COVID-19 telah berdampak besar terhalangan menjalankan toko fisik atau direct selling. Pertumbuhan social commerce baik di Asia maupun secara global menggbarkan bahwa brand harus bergerak ke mana konsumen mereka berada.

Pilihan strategi ini adalah display ads, search marketing dan influencer commerce yang disertakan fitur call-to-action seperti tombol ‘beli’ yang dapat mendorong konsumen untuk melakukan aktivitas pembelian.

Brand advocacy bisa menjadi poin influencer marketing. Memanfaatkan kedekatan para influencer dengan followersnya, brand bisa memasarkan produknya lewat konten-konten kreatif. Tentu targetnya adalah mendorong dan merangsang konsumen mencoba produk atau layanan yang disarankan influencer.

Ide dan Format Pembuatan Konten