Core Competence merupakan sebuah pendekatan konsep bisnis yang terkenal yang digagas oleh C.K. Prahalad dan Gary Hamel melalui “The Core Competence of the Corporation”, Mei 1990. Core Competence pada dasarnya adalah “sesuatu” yang unik dan atau “sesuatu” yang dapat dikuasai atau diekploitasi perusahaan berdasarkan kekuatan yang dimilikinya. Menurut Hamel dan Prahalad, keunggulan bersaing suatu perusahaan bergantung dari core competence. Sejauh mana perusahaan mampu mengidentifikasi dan mengembangkan kualitas inti atau kapabilitas inti, maka keberhasilan perusahaan dapat tercapai dengan baik.   Maka sebelum kita mengurai lebih dekat dengan core competence, kita harus bisa memastika core bisnis apa yang sedang dan atau dijalani. Kita bisa memastika bahwa inti bisnis harus dijalankan melalui proses yang ideal. Adapaun Proses bisnis ini (core business process) yaitu :
  • Proses pengindraan pasar (market-sensing process), yaitu berkaitan dengan bagaimana mengumpulkan, menyebarluaskan, dan bertindak atas informasi tentang pasar.
  • Proses pereaslisasian penawaran baru (new-offering realization process), yaitu bagaimana proses dilakukan berkitan dengan penelitian (riset), pengembangan (development), dan meluncurkan produk berkualitas tinggi dengan cepat dan sesuai anggaran (efektifitas dan efisiensi).
  • Proses pengakuisisian konsumen (Customer acquisitionprocess), adalah proses mendefinisikan pasar sasaran dan calon pelanggan baru.
  • Proses Manajemen Hubungan Konsumen (Customer Relationship Management Process), merupakan proses membangun pemahaman, hubungan, dan penawaran yang lebih mendalam kepada pelanggan individu.
  • Proses Manajemen Pemenuhan (fulfillment management process), merupakan proses layanan, mulai dari penerimaan dan menyetujui pesanan, pengiriman barang tepat waktu, dan mengumpulkan pembayaran tepat waktu.
Sehingga dengan memahami proses bisnis inti di atas, kita akan lebih dapat memastikan bahwa perusahaan memiliki core competence, maka setidaknya terdapat tiga pertanyaan dasar mengenai kompetensi atau kegiatan yang dijalankan.
  • Apakah kita memiliki sumber daya yang cukup?
  • Apakah kita memiliki keahlian yang cukup?
  • Apakah kegiatan ini sesuai dengan strategi perusahaan kita?
Dengan mengidentifikasi dan mengembangkan kualitas inti dan kapabilitas inti, perusahaan dirangsang untuk merenungkan kekuatan khas relatif terhadap pesaing. Hal ini tidak lain adalah memikirkan apa yang bisa dilakukan perusahaan dengan baik dan memproyeksikannya ke masa depan. Pendekatan ini berbeda dari model lama seperti Analisis SWOT dan Model Lima Kekuatan Porter, dimana lingkungan eksternal merupakan masukan untuk proses strategis. Hamel dan Prahalad mulai dari kekuatan perusahaan yang pada akhirnya mengerjakan/menciptakan/menggagas produk-produk inovatif yang memberikan keuntungan / value yang jelas kepada pembeli. Jika salah satu dari 3 (tiga) pertanyaan di atas, memiliki jawaban negatif, kita harus mempertimbangkan untuk mengalihdayakan aktivitas tersebut ke pihak lain. Setiap kegiatan yang bukan merupakan kompetensi inti harus dianalisis untuk melakukan outsourcing. Core competence bahkan merupakan hal yang lebih penting karena perusahaan mungkin berkinerja buruk dalam beberapa aktivitas non-inti yang menambah kompleksitas kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut tetap bisa dijalankan dan dapat ditingkatkan dengan cepat melalui outsourcing, sehingga perusahaan dapat lebih fokus pada kegiatan untuk memperbaiki core competence. Karakteristik core competence, Hamel dan Prahalad memberikan tiga karakteristik yang harus dipenuhi oleh kualitas-kualitas inti.
  • Menciptakan keuntungan dan bernilai bagi pembeli dan sulit untuk ditiru pesaing (baca; diferensiasi)
  • Langka/khas dan memiliki potensi yang menguntungkan
  • Dapat berupa apa saja, misalnya: “pengetahuan”, teknologi, struktur organisasi, atau bahkan kemampuan untuk menghasilkan produk unggulan yang berkaitan dengan suatu alat.
Bagaimana mengidentifikasi kemampuan inti? Dalam mengidentifikasi kemampuan inti (core competence) kita dapat mengkofimasi memalui beberapa pertanyaan berikut ini.
  • Nilai seperti apa yang diberikan kepada pembeli sekarang?
  • Berapa macam (jenis) nilai yang diberikan kepada pembeli selama x-tahun terakhir?
  • Apa yang kita butuhkan untuk memberikan nilai kepada pembeli kita selama sepuluh tahun ke depan?
  • Dengan cara apa kita membedakan diri kita dari pesaing?
  • Bagaimana kita bisa mempertahankan keunggulan ini?
  • Ataupun pertanyaan lainnya yang mengindikasikan perbaikan.
Sejumlah contoh spesifik dari kemampuan inti, misalanya Apple menawarkan desain peralatan elektronik yang mudah digunakan dan futuristik, Intel dengan desain chip kompleks untuk pc, Rolex yang memiliki desain dan produksi jam tangan berkualitas tinggi atau Black & Decker yang menghadirkan teknologi motor listrik yang kecil. Contoh secara umum misalnya bagi pengembang perangkat lunak,yang menciptakan kualitas kode perangkat lunak yang memiliki tingkat security/kemanan yang tinggi.