Pada 1997, pemerintah Cina menyetujui tujuan perjalanan ke luar Cina, setelah sebelumnya melarang warganya keluar dari Cina. Adalah Thailand, Singapura, Filipina, Malaysia, Hong Kong dan Makau merupakan kelompok negara yang menjadi tujuan mereka. Tahun tersebut tercatat 5,32juta perjalanan penduduk Cina yang melancong ke luar negeri. Tahum 2002 naik menjadi 16,6 juta, 2004 tercatat 28,9 juta. Ini menggambarkan bahwa Cina memiliki pertumbuhan mobilitas wisata yang sangat tinggi. Tahun 2010 mencapai 57,38juta, sampai tahun 2017 kementerian pariwisata mencatat 130 juta melakukan perjalanan ke luar Cina. Angka yang sangat fantastis!!
Tujuan favorit mereka berturut turut adalah Thailand, Japan, Singapura, Vietnam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Amerika, Korea Selatan dan Maldives. Tujuan mereka bukan sejarah, seni ataupun makanan melainkan belanja. Fenomena ini menarik yaitu berapa banyak yang mereka belanjakan dan untuk apa. Goldman Sachs dalam penelitiannya (2006), mereka membelanjakan uangnya paling tidak sama dengan yang dibelanjakan orang Jepang sewaktu di luar negeri. Ini tentu menjadi fenomena menarik mengingat PDB perkapita kedua negara jauh berbeda.
Para pelancong Cina lebih suka tinggal di hotel kelas menengah dan mebelanjakan relatif sedikit untuk makanan, sehingga menyisakan 50-70% dari total anggaran liburan untuk berbelanja. Mereka gemar membeli barang barang mewah untuk dipamerkan ke kepada orang-orang ketika kembali. Uniknya, mereka tetap mempertimbangkan harga, dimana mereka ingin barang mewah dengan membayar semurah-murahnya, mereka mengambil keputusan dengan terlebih dahulu membandingkan dengan harga satu dengan yang lainnya.
Selain itu, destinasi wisata di. Cina juga terus ditingkatkan dan menjadi salah satu negara terbesar tujuan pariwisata. Cina terus berbenah, salah satunya adalah kartu kredit China Union Pay yang telah siap menjadi merek dunia dan diterima di negara negara di dunia sebagai alat pembayaran sah. Cina juga telah menyiapkan maskapai penerbangan yang handal dan memiliki lebih dari 55.000 pilot di tahun 2025.
Dengan tingginya tingkat wisatawan Cina, maka negara-negara di dunia dapat memanfaatkan pasar wisatwan Cina untuk menjadi bisnis yang signifikan, khususnya wilayah Asia Tenggara. Lepas dari pro kontra di sektor lain (misal, politik, kependudukan atau perang dagang Cina), destinasi wisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawam Cina harus mampu meraup keuntungan bisnis ini. Dari tahun ke tahun banjir wisatawan Cina akan terus berlanjut. Data statistik wisatawan Cina klik di sini.