Dalam suatu penelitian ilmiah pembahasan sample adalah salah satu bagian penting untuk diuraikan. Pada bagian ini, kita perlu mengidentifikasi dan menjelaskan secara detail metode yang digunakan untuk menentukan sampel penelitian. Sehingga pembaca dapat mengerti ruang lingkup studi kita. Selain itu, kejelasan dan keakuratan pengambilan/kualitas prosedur sampel menggambarkan sejauh mana kredibilitas analisa penelitian. Dalam beberapa peneliti kualitatif, istilah sampel disebut responden.
Penelitian berkaitan erat dengan spesifik objek sehingga memungkinkan melibatkan penelitian satu atau dua bahkan lebih banyak objek.  Apakah itu tempat,  wilayah, organisasi maupun program dan lain lain. Sampel atau responden harus diuraikan secara detail bagaimana sampel dipilih dari populasi,misalnya kriteria yang digunakan untuk dimasukkan dalam sampel, identitas/karakteristik,  bagaimana sampel dikonfirmasi/dihubungi untuk mendapatkan data,jumlah dan persentase dari mereka yang setuju untuk berpartisipasi (yaitu, tingkat respons). Simpelnya adalah harus jelas metode pemilihan sampel yang digunakan. 
Dalam penelitian kualitatif pemilihan sampel adalah purposefull . Sampling jenis ini sering disebut sebagai purposive sampling atau judgement sampling. Pertimbangan pemilihan sampel ini terletak pada pemilihan informan yang kaya akan data dan obyektif sehingga pembahasan masalah/kasus menghasilkan wawasan/analisis dan pemahaman yang lebih akurat tentang fenomena yang diangkat sebagai riset atau kajian.
Metode ini berbeda dengan prosedur pengambilan sampel acak (random sampling) sebagai salah satu karakteristik pada penelitian kuantitatif yang didasarkan pada teori probabilitas statistik. Random sampling memungkinkan terjadi bias karena adanya generalisasi sampel dari populasi yang besar sehingga membutuhkan analisis instrumen atau persyaratan uji analisis sebagai kunci dalam penelitian kuantitatif. 
Hal penting atau salah satu yang mendasar dalam pinsip penelitian kualitatif adalah melakukan setting penelitian yang unik sehingga peneliti adalah bagian dari instrumen kontekstual. Peneliti berperan untuk mendeskripsikan kejadian dan atau data secara mendalam, bukan menggeneralisasikan konteks atau populasi. 
Keterwakilan atau representatif dalam penelitian kualitatif yang selanjutnya adalah kemampuan secara obyektif atau sejauh mana informan dalam memberikan informasi tentang diri mereka dan keterlibatannya. 
Peneliti kualitatif memiliki alasan (tujuan) untuk memilih secara partisipan spesifik, kejadian/peristiwa, dan proses. Memilih partisipan spesifik merupakan keputusan kunci dalam penelitian kualitatif. Jadi, pada bagian sampel, kita harus mengidentifikasi dan memberikan alasan tentang teknik pengambilan sampel. Teknik yang dipilih tergantung pada tujuan studi dan diuraikan jelas dalam pembahasan atau diskusi.  Kriteria sampling yang baik adalah ketika semua individu yang diteliti mewakili orang yang telah mengalami fenomena yang sama. 
Dalam geounded theory study, kita dapat memilih metode yang dikenal sebagai theorytical sampling (theory based sampling) dimana kita menganalisis individu yang berkontribusi pada teori yang berkembang. Di suatu studi kasus, memungkinkan kita menggunakan maximum variation method untuk mewakili beragam kasus serta menampilkanya pada berbagai perspektif.
Pada bagian apendix C,  menyajikan uraian tentang purpose sampling yang digunakan dalam penelitian kualitatif. Setelah menguraikan alasan teknik pengambilan sampel,  selanjutkanya menganalisa karakteristik deskriptif responden (misalnya usia, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan, dll.). Hal ini dapat disertakan grafik untuk menambah dan melengkapi pembahasan dan argumentasi. Memiliki dan memberikan deskripsi dari sampel penelitian dan pengaturannya menjadi bagian penting untuk menjelaskan dengan tepat jenis informasi apa yang dibutuhkan dari para responden atau informan.