Perempuan mewakili setengah dari populasi dunia – dan setengah potensi ekonomi dunia. Partisipasi mereka di pasar tenaga kerja mengurangi kemiskinan karena mereka sering menginvestasikan 90 persen dari pendapatan mereka dalam kesejahteraan, pendidikan dan gizi keluarga mereka.

Pelatihan memainkan peran penting dalam mengejar persamaan kesempatan dan perlakuan untuk perempuan dan laki-laki di dunia kerja. Namun perempuan sering kekurangan akses ke pendidikan dan pelatihan teknis dan kejuruan. Banyak juga yang tidak memiliki keterampilan fungsional dasar, seperti melek huruf dan berhitung, untuk berpartisipasi secara berarti dalam angkatan kerja. Mengatasi tantangan ini membutuhkan adopsi pendekatan siklus-hidup. Ini termasuk meningkatkan akses perempuan ke pendidikan dasar; mengatasi hambatan logistik, ekonomi dan budaya untuk magang dan pelatihan sekunder dan kejuruan bagi perempuan muda; dan memenuhi kebutuhan pelatihan perempuan memasuki kembali pasar tenaga kerja dan wanita yang lebih tua yang tidak memiliki akses yang sama terhadap peluang untuk belajar sepanjang hayat.
Secara simpel dan agak sedikit dangkal, pertumbuhan ekonomi berarti tumbuhnya banyak pekerjaan dan lebih banyak uang atau pendapatan. Pertumbuhan ekonomi juga berarti lebih banyak wanita yang mampu meninggalkan suami mereka pada akhirnya keluarga tidak begitu penting.
Di Asia sekarang ini memiliki keluarga yang lebih kecil, rumah tangga yang lebih kecil dengan tingkat perceraian yang relatif tinggi. Jumlah rumah yang terdiri atas satu orang meningkat seperti halnya jumlah keluarga orang tua tunggal. Kira kira ini yang terjadi di Asia Timur dari Cina sampai Singapura. Jika ini dikaitkan dengan strategi bisnis atau pemasaran membawa implikasi penting bagaimana menentukan target pemasaran (targeting) bahkan bisnis real estate harus mampu membaca perubahan struktur rumah tangga tersebut. Dan inilah,dalam beberapa tahun ini tawaran dan bangunan apartemen telah meningkat dibeberapa kota di Indonesia khususnya.
Sejak beberapa dekade lalu, Cina dan Singapura misalnya, telah memberikan kemudahan terhadap kaum perempuan atau menghilangkan diskriminasi gender untuk akses karir bahkan berkaitan dengan perceraian. Pada akhirnya wanita memiliki peran yang besar terhadap perdagangan dan juga sektor administrasi publik. Di Indonesia juga tidak jauh berbeda,setidaknya setelah emansipasi wanita dipelopori atau lahir dari RA Kartini, peran wanita terhadap pertumbuhan ekonomi cukup besar bahkan dalam beberapa hal justru wanita memiliki ukuran kinerja yang lebih baik daripada pria. Baik ditingkat corporate maupun sektor kepemerintahan.
Fenomena peran wanita dalam ketengakerjaan atau profesi memumculkan istilah wanita karir. Dalam perjalanannya menimbulkan beberapa masalah sosial dan kependudukan seperti uraian di atas. Dilematis dalam keluarga, dapat digambarkan peran wanita yang dulunya di dapur dan mengurus anak atau melayani suami mulai terkikis. Misal, banyaknya ibu ibu muda yang tidak bisa masak dan kurangnya peran mendidik anak yang digantikan oleh babysitter. Selebihnya kurangnya intensitas bersantai dengan suami karena disibukkan oleh kerjaan kantor masing masing. Ini yang juga memungkinkan menjadi salah satu faktor pemicu perceraian di Asia yang meningkat.
Bagi wanita lajang, mengejar karir dan idealisme juga menjadi pemicu meningkatnya wanita sendiri tidak punya pasangan atau kerennya jomblo atau menikah diusia 35 tahun ke atas. Disadari atau tidak inilah yang terjadi ketika suatu negara makin maju maka diikuti oleh meningkatnya single parent dan single women,keluarga kecil yang meningkat dari tahun ke tahun. 
Keluarga kecil dan perceraian merupakan akibat dari penghasilan wanita yang lebih tinggi atau meningkat,bukan semata mata keruntuhan moral. Orang bercerai karena tiba tiba saja mereka sanggup bercerai baik dari sisi mental maupun materi. Tidak harus lagi mereka mempertahankan penikahan yang tidak bahagia. Ketika wanita tidak memiliki bergaining, misal tidak bekerja dan hanya sebagai ibu rumahtangga dan menggantungkan seluruhnya kepada suami, mungkin situasi menjadi berbeda. 
Perubahan peran wanita di dunia, membawa implikasi bisnis praktis yang juga telah terlihat geliatnya dalam beberapa tahun ini. Bisnis penitipan anak atau daycare, penawaran rumah atau properti dengan sedikit kamar tidur, penawaran makanan praktis siap saji, penawaran produk keuangan dengan target kaum wanita dan live style/prestige adalah beberapa contoh bisnis di era sekarang.

Source : worldbank, Michael Backham dan Jherinspirations