Dari sekian banyak faktor atau alat bersaing salah satunya adalah harga. Harga jika didefinisikan secara teoritis kurang lebih ada satuan nilai yang dikorbankan untuk memperoleh produk atau layanan yang dibutuhkan. Nilai ini biasanya dalam marketing di ilustrasikan sebagai nominal uang, apakah itu rupiah, dolar, ringgit, ueero maupun jenis ukuran mata uang lainnya. Setelah bisnis memutuskan untuk menggunakan harga sebagai strategi bersaing utama, terdapat banyak alat dan teknik yang dapat digunakan. Secara umum penetapan harga dapat  menggunakan beberapa pendekatan misalnya pendekatan harga perusahaan ke pasar.

Harga adalah kriteria keputusan yang sangat penting yang digunakan pelanggan untuk membandingkan alternatif. Ini juga berkontribusi pada posisi perusahaan. Secara umum, bisnis dapat menetapkan harga untuk menyesuaikan persaingannya, harga lebih tinggi, atau harga lebih rendah. Masing-masing memiliki pro dan kontra.
 
Banyak perusahaan berusaha untuk menetapkan harga rata-rata atau bahkan sama dengan yang ditetapkan oleh pesaing mereka. Mobil dengan ukuran yang sama yang memiliki peralatan yang setara cenderung memiliki harga yang sama. Strategi ini berarti bahwa perusahaan menggunakan harga sebagai indikator atau baseline. Kualitas dalam produksi, layanan yang lebih baik, kreativitas dalam iklan, atau beberapa elemen lain dari bauran pemasaran digunakan untuk menarik pelanggan pada produk dalam kategori harga tertentu. 
Kunci untuk menerapkan strategi harga kompetitif adalah mendefinisikan persaingan yang akurat dan pengetahuan tentang harga pesaing. Pembuat sepatu kulit buatan tangan tidak bersaing dengan produsen massal. Jika pengrajin ini mencoba bersaing dengan produsen massal tentang harga, biaya produksi yang lebih tinggi akan membuat bisnis tidak menguntungkan. Definisi persaingan yang lebih realistis untuk tujuan ini adalah para pembuat sepatu kulit buatan tangan. Setelah mendefinisikan kompetisi ini, mengetahui harga mereka akan memungkinkan pengrajin untuk menerapkan strategi penetapan harga. Jasa pengiriman dokumen paket berbelanja atau mengirimkan pada jasa pengiriman paket lainnya yang kompetitif, atau ritel satu berbelanja ke ritel yang lainnya hampir setiap hari, hal ini adalah upaya untuk untuk memeriksa harga mereka yang dalam marketing disebut sebagai marketing intelegence.  Pendekatan dalam penetapan harga, khususnya pada produk global atau untuk memperluas pasar global setidaknya dapat menerapkan beberapa pendekatan yaitu Price escalation, Transfer prices, Gray markets dan Counterfeit products. Penetapan harga lainnya adalah dengan menetapkan harga sama di seluruh pasar, penyesuaian atau membedakan harga di setiap pasar (baca:negara) baik dengan pertimbangan harga pasar di negara tersebut mauput disesuaikan dengan cost di masing-masing negara tujuan.
Price Escalationmerupakan penetapan harga yang telah disesuaikan dengan beberapa pengeluaran yang terjadi ketika suatu produk diekspor ke pasar luar negeri, misalnya tarif distribusi, tarif pengangkutan atau tarif-tarif lainnya yang dapat mengakibatkan besarnya harga menjadi bertambah. Sehingga memungkibkan harga produk di negara satu dengan yang lainnya dapat berbeda. Kita harus memperhitungkan kenaikan biaya serta menyesuaikan dengan peraturan negara baru tempat Anda ingin beroperasi.
Transfer Price ini merupakan pendekatan yang ditetapkan atau diatur oleh perusahaan dengan menentukan harga transfer atas suatu transaksi, baik harga atas barang, jasa, harta tak berwujud, ataupun transaksi finansial yang dilakukan oleh perusahaan. Transfer pricing bisa juga diartikan sebagai besaran harga yang dibebankan satuan usaha individu pada perseroan multi satuan atas transaksi yang terjadi di antara mereka. Penetapan harga jenis ini pada dasarnya untuk mengantisipasi resiko-resiko yang mungkin terjadi dalam bisnis, baik dari sisi arus kas atau keuangan maupun resiko pengambilalihan atau kebijakan pemerintah. Tentu saja pendekatan ini juga dimaksudkan agar laba atau keuntungan dari transaksi dapat lebih optimal.
Gray Market Price merupakan harga yang mengacu pada transaksi ekspor/impor legal yang melibatkan produk asli ke suatu negara dengan perantara selain distributor resmi, dari sisi importir dikenal sebagai paralel impor. Strategi ini merupakan upaya agar harga produk yang ditawarkan di pasar laur negeri dapat lebih kompetitif. Produk gray market merupakan produk asli dan bukan palsu tetapi cara atau pendekatan distribusinya tidak menggunakan distributor resmi. Counterfiet product  nerupakan produk yang beredar luar bahkan secara global, dimana produk tersebut merupakan produk imitasi atau palsu. Secara spesifikasi, tampilan atau fitur-fitur yang ditawarkan adalah “sama” dan bagi orang-orang awam akan sulit untuk membedakan antara produk counterfiet dengan produk original.
 Sehingga pendekatan harga yang digunakan pada jeis produk ini jauh lebih murah dari pada harga produk originalnya. Tujuan dari strategi ini adalah “mengganggu” pasar produk asli dan mengambil peluang bisnis dari posisi pasarnya.
Mentepkan harga produk di atas harga yang ditetapkan pesaing dapat bermanfaat bagi perusahaan, dengan syarat tujuan kebijakan tersebut dipahami dengan jelas. Bauran pemasaran juga harus digunakan untuk mengembangkan strategi yang memungkinkan manajemen untuk menerapkan kebijakan dengan sukses.
Penentuan harga di atas persaingan umumnya membutuhkan keuntungan terukur pada beberapa elemen non-harga dari bauran pemasaran. Dalam beberapa kasus, itu mungkin terjadi karena sebagian konsumen potensial berasosiasi bahwa produk yang berkualitas adalah dengan harga  tinggi. Asumsi seperti itu semakin berbahaya dalam lingkungan yang kaya informasi saat ini. Consumer Reports dan publikasi massa membuat perbandingan produk obyektif lebih mudah diperoleh konsumen. Ada juga ratusan perusahaan jasa atau barang memberikan perbandingan harga obyektif. Kuncinya adalah membuktikan kepada pelanggan bahwa produk Anda membenarkan harga premium.
Jika beberapa perusahaan menetapkan dan memposisikan harga  di atas persaingan, tidak demikian bagi perusahaan lainnya. DImana perusahaan-perusahaan ini mencoba untuk menetapkan harga dan  ingin mengambil ceruk pasar dengan harga di bawah pesaing. Tujuan dari kebijakan tersebut adalah untuk mewujudkan volume penjualan  besar melalui harga pada tingkat harga tersebut. Dengan mengendalikan biaya dan mengurangi layanan, perusahaan-perusahaan, mereka dapat memperoleh laba yang dapat diterima, meskipun laba per unit biasanya kurang atau relatif kecil.
Strategi semacam itu dapat efektif jika segmen pasar adalah signifikan sensitif terhadap harga dan atau struktur biaya produksi lebih rendah daripada pesaing. Biaya dapat dikurangi dengan peningkatan efisiensi, skala ekonomis, atau dengan mengurangi atau menghilangkan hal-hal seperti kredit, pengiriman, dan iklan. Sebagai contoh, jika perusahaan dapat mengganti tenaga penjualannya di lapangan dengan pemasaran jarak jauh atau akses online, fungsi ini dapat dilakukan dengan biaya lebih rendah. Pengurangan seperti itu sering melibatkan beberapa kerugian dalam efektivitas, jadi trade off harus dipertimbangkan secara seksama.
Namun buka berarti tidak akan mendatangkan masalah dalam sisi persaingan, karena salah satu hasil terburuk yang dapat dihasilkan dari harga yang lebih rendah dari pesaing adalah perang harga. Perang harga biasanya terjadi ketika bisnis percaya bahwa pemotongan harga menghasilkan peningkatan pangsa pasar, tetapi tidak memiliki keuntungan biaya riil. Perang harga sering disebabkan oleh perusahaan salah membaca atau salah memahami pesaing. Biasanya, perang harga adalah reaksi berlebihan terhadap ancaman yang tidak ada sama sekali atau tidak sebesar yang mereka kuatirkan.
Kelemahan lain yang mungkin ketika harga di bawah persaingan adalah ketidakmampuan perusahaan untuk menaikkan harga. Ini mengindikasikan bahwa persaingan atau perang harga bahkan akan menjebak perusahaan atau bisnis untuk tidak bisa keluar dari harga murah. KOnsumen pada segmen ini selalu melihat diskon atau bonus atau bandrol harga di rak produk atau pajangan, mereka memiliki referensi harga yang sempurna, mana yang miring mana yang mahal.
Bagaimana perusahaan mengatasi tekanan yang diciptakan oleh harga yang murah tersebut? Beberapa perusahan berusaha untuk keluar dari perang berdarah ini dengan mendesain ulang produk untuk kemudahan dan kecepatan manufaktur atau mengurangi fitur mahal yang tidak dihargai oleh pelanggan mereka. Perusahaan-perusahaan lain mengurangi rabat dan diskon demi mendukung harga rendah harian yang stabil. Pada akhirnya daya tarik harga mulai ditinggalkan oleh beberapa perusahaan dengan menciptakan value produk yang telah dimodifikasi untuk mendongkrak harga produk.