Indeks Persepsi Korupsi tahun 2017 menyoroti bahwa mayoritas negara membuat sedikit atau tidak ada kemajuan dalam mengakhiri / memberantas korupsi.
Indeks korupsi memeringkat 180 negara dan wilayah berdasarkan tingkat korupsi sektor publik dengan menggunakan skala 0 hingga 100, di mana 0 sangat korup dan 100 sangat bersih. Tahun 2017, indeks menemukan bahwa lebih dari dua pertiga negara di dunia mendapat nilai di bawah 50, dengan skor rata-rata 43.
Tahun 2017, Selandia Baru dan Denmark berada pada peringkat terbaik (paling bersih) dengan skor masing masing 89 dan 88. Sedangakan Suriah, Sudan Selatan dan Somalia menempati urutan terendah (paling korup) dengan skor masing-masing 14, 12 dan 9.
Wilayah berkinerja terbaik adalah Eropa Barat dengan skor rata-rata 66. Wilayah berkinerja terburuk adalah Sub-Sahara Afrika (skor rata-rata 32) dan Eropa Timur dan Asia Tengah (skor rata-rata 34).
Sejak 2012, beberapa negara meningkatkan skor indeks mereka secara signifikan, termasuk Côte d’Ivoire, Senegal, dan Inggris, sementara beberapa negara menurun, termasuk Suriah, Yaman, dan Australia.
Analisis lebih lanjut dari hasil menunjukkan bahwa negara-negara dengan perlindungan paling sedikit untuk pers dan organisasi non-pemerintah (LSM) juga cenderung memiliki tingkat korupsi terburuk.
Setiap minggu setidaknya satu wartawan tewas di negara yang sangat korup. Analisis yang menggabungkan data dari Committee to Protect Journalists, menunjukkan bahwa dari semua wartawan yang tewas dalam enam tahun terakhir, 9 dari 10, tewas di negara-negara yang memiliki skor 45 atau dibawahnya.
Lalu bagaimana posisi CPI Indonesia? Bersama Brazil, Kolombia, Panama, Peru, Thailand dan Zambia sama sama memiliki skor CPI 37 dan berada diposisi 96. Sedangkan Malaysia berada lebih baik dengan skor 47 di peringkat 62. Cina yang konon juga terkenal dengan negara korup menempati posisi lebih baik dari Indonesia di peringkat 71 dengan skor CPI 41.
Source: transparency.org dan doingbusiness.org