Stres kerja adalah sesuatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang karyawan. Stres dapat menimbulkan dampak positif dan negatif. Setiap individu akan memiliki tingkat stress yang berbeda pada konteks/faktor keadaan yang sama.
Kemampuan menghadapi objek pemicu stres, dampaknya, berikut pengendalian setiap individu akan tergantung (dapat dipengaruhi) oleh keturunan, usia, kemampuan personal, jenis kelamin, diet, dukungan sosial, penanggulangan, kepribadian, jenis pekerjaan serta lingkungan.
Disisi lain, bahwa penyebab stress dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu 1) tingkat pribadi/individual, yang meliputi tuntutan pekerjaan dan kebutuhan, konflik peran, abiguitas peran/peran ganda dan bertolak belakang, pengendalian lingkungan, hubungan dengam atasan serta kelebihan/kekurangan beban dan monotonnya pekerjaan.
2) Tingkat kolompok, pada tingkat atau kategori sressor ini, terdiri dari aspek-aspek dasar yaitu perilaku manajerial, ketidakkompakan, adanya konflik dalam kelompok serta perbedaan status dalam kelompok. 3) Tingkat Organisasional, pada tingkat ini stressor biasanya terdiri dari beberapa aspek yaotu budaya organisasi, struktur organisasi, teknologi serta perubahan kondisi dalam organisasi dan 4) Tingkat Ekstraorganisasi, yaitu pemicu stress yang berasal dari luar organisasi. Aspek-aspek pada tingkat ini adalah masalah keluarga, ekonomi, waktu dan polusi lingkungan.
Akibat atau dampak stresor atau hasil dari kemampuam atau ketidakmampuan atau keterbatasan individu dalam mengelola stress dapat berakibat pada banyak hal. Adapun akibat akibat tersebut dikategorikan menjadi 4 yaitu Psikologis sikap, Perilaku, kognitif dan sistem tubuh.
Dalam dampak psikologis yang berkaitan dengan sikap, digambarkan bahwa pegawai/seseorang akan memiliki sikap tentang kepuasan kerja, komitmen, keterlibatan kerja, kepercayaan diri, kepenatan pikiran, emosional dan keadan psikologis tertekan atau depresi.
Pada tingkat efek perilaku, maka stress digambarkan oleh tingkat kehadiran yamg menurun/kedisiplinan, turn over pegawai, kinerja yang buruk, kecelakaan kerja dan penyalahgunaan substasi atau tanggung jawab peran.
Pada dampak kognitif, biasanya akan digambarkan oleh pengambilan keputusan yang buruk (dampak emosional), konsentrasi menurun serta mudah lupa atau ketidakmampuan mengingat seseorang.
Hasil / dampak terukur stress lainnya adalah terjadi perubahan pada sistem tubuh, yaitu sistem kardiovaskuler, sistem imune atau kekebalan tubuh, sistem muskuloskeletel dan sistem gasteointestinal. Kardiobaskuler menjelaskan tingkat adanya gangguan pada jantung dan pembuluh darah, misalnya berdampak penyakit jantung dan stroke pada seseorang.
Immune atau kekebalan tubuh menjelaskan me urunnya tingkat kekebalan tubuh seseorang yang digambarkan mudah sakit atau tertular penyakit dari orang lain yang mungkin disebabkan karena pola makan yang tidak baik. Sistem muskuloskeletal, merupakan sistem tubuhnyamg berkaitan dengan suatu kondisi yang mengganggu fungsi sendi, ligamen, otot, saraf dan tendon, serta tulang belakang. Sistem muskuloskeletal melibatkan struktur yang mendukung anggota badan, leher dan punggung. Sedangkan sistem gastrointestonal adalah berkaitam dengan sistem saluran pencernaan.
Sekali lagi, bahwa dampak stress akan tergantung sejauh mana seorang individu mampu mengelola tingkat tekanan atau stress. Disisi. lain, manajemen atau perusahaan harus mampu memperhatikan, mendiagnosadan mengamati keadaaan atau sejauh mana stress yang dialami oleh pegawai atau anggotanya.