Keberadaan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam organisasi memiliki potensi yang sangat vital. Keberhasilan sebuah organisasi sangat ditentukan oleh kualitas SDM yang bekerja di dalamnya. Perubahan lingkungan yang begitu cepat menuntut kemampuan SDM

menangkap fenomena perubahan tersebut,menganalisis dampak perubahan terhadap organisasi dan menyiapkan langkah-langkah guna menghadapi kondisi tersebut. Fakta tersebut mengharuskan setiap organisasi menyiapkan program kegiatan yang berupa peningkatan kemampuan dan profesionalisme SDM agar organisasi dapat bertahan dan berkembang sesuai dengan lingkungan organisasi. Program kegiatan tersebut diwujudkan dalam program pendidikan dan pelatihan SDM.

Pendidikan dan Pelatihan merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya aparatur, terutama untuk peningkatan profesionalisme yang berkaitan dengan keterampilan administrasi dan keterampilan manajemen (kepemimpinan). Menurut Pandodjo dan Husman (1998:4), pendidikan merupakan usaha kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya teori untuk memutuskan persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan pencapaian tujuan. Sedangkan latihan merupakan kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja melalui pengetahuan praktis dan penerapannya dalam usaha pencapaian tujuan.
Pelaksanaan pelatihan berkaitan erat dengan Analisis Pekerjaan (yang menghasilkan deskripsi dan atau spesifikasi pekerjaan/jabatan) dan kegiatan penilaian pekerjaan. Dari analisis pekerjaan dapat diketahui gambaran tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh para pekerja dalam bidang kerja atau jabatannya, yang harus dilaksanakan secara efektif, efisien, dan bertanggung jawab. Apabila pekerja belum memiliki kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) untuk dapat melaksanakannya sesuai tolok ukur dalam analisis pekerjaan atau jabatan, maka perlu dilaksanakan program pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pekerja. Demikian pula, apabila setelah dilakukan kegiatan penilaian ditemukan berbagai kelemahan dalam melaksanakan pekerjaan.


Program pelatihan berbeda dengan pengembangan karir. Menurut Siagian (1995:82) perbedaan antara pengembangan dan pelatihan pada intinya adalah pelatihan merupakan suatu bentuk investasi jangka pendek, pengembangan lebih berorientasi pada produktivitas para pekerja di masa depan atau pengembangan suatu investasi SDM jangka panjang. Fokus pengembangan adalah untuk memepertahankan dan meningkatkan eksistensi organisasi/ perusahaan sebagai upaya antisipasi terhadap tantangan bisnis di masa mendatang. Oleh karena itu, rujukannya adalah perencanaan strategis organisasi, baik jangka menengah atau jangka panjang.

Secara umum pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada personil dalam meningkatkan kecakapan dan keterampilan mereka, terutama dalam bidang-bidang yang berhubungan dengan kepemimpinan atau manajerial yang diperlukan dalam pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan tujuan khusus pendidikan dan pelatihan adalah: 1) Mengusahakan perbaikan sikap dan kepribadian pegawai serta dedikasinya sesuai dengan tuntutan tugas dan jabatan yang sedang maupun yang akan dijabatnya, 2) Meletakkan dasar bagi terwujudnya sistem penghargaan berdasarkan kinerja dan pengembangan kinerja; 3) Membina kesatuan berpikir dan kesatuan bahasa di kalangan pegawai dalam rangka terwujudnya kesatuan gerak yang meliputi pembinaan kerja sama; 4) Meletakkan usaha peningkatan pengetahuan dan keterampilan pegawai yang meliputi pengembangan dan pemeliharaan keterampilan; 5) Mengembangkan dan membina motivasi dalam melaksanakan pembangunan.

Siagian (1996) membedakan manfaat pendidikan dan pelatihan ke dalam dua kriteria, yaitu manfaat bagi perusahaan/instansi dan manfaat bagi pegawai/karyawan. Manfaat bagi perusahaan atau instansi yaitu 

  1. Peningkatan produktivitas kerja organisasi secara keseluruhan antara lain tidak terjadinya pemborosan, meningkatkan tekad mancapai sasaran yang telah ditetapkan serta lancarnya koordinasi sehingga organisasi bergerak sebagai suatu kesatuan yang utuh;
  2. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan
  3. Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat
  4. Meningkatkan kesempatan kerja seluruh tenaga kerja dalam organisasi dalam komitmen organisasional yang lebih tinggi
  5. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya manajerial partisipatif;
  6. Memperlancar perumusan kebijakan organisasi dan operasionalnya
  7. Penyelesaian konflik secara fungsional yang dampaknya adalah tumbuh suburnya rasa persatuan dan suasana kekeluargaan dikalangan anggota organisasi.
Sedangkan manfaat bagi pegawai atau karyawan adalah 
  1. Membantu pegawai membuat keputusan lebih baik
  2. Meningkatkan kemampuan para pekerja menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi;
  3. Terjadinya internalisasi dan operasionalisasi faktor-faktor motivasi
  4. Timbulnya dorongan dalam diri para pekerja untuk terus meningkatkan kemampuan kerjanya
  5.  Peningkatan kemampuan pegawai untuk mengatasi stress dan konflik yang dapat memperbesar rasa percaya diri;
  6. Tersedianya informasi tentang berbagai program yang dapat dimanfaatkan oleh para pegawai dalam rangka pertumbuhan masing-masing secara teknik maupun intelektual
  7.  Meningkatnya kepuasan kerja
  8.  Semakin besarnya pengakuan atas kemampuan seseorang;
  9. Semakin besarnya tekad pekerja untuk lebih mandiri;
  10. Mengurangi ketakutan menghadapi tugas baru di masa depan
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat yang dapat dipetik dari pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan adalah bermanfaat untuk individu dan juga bermanfaat bagi organisasi untuk mencapai tujuan, karena peningkatan kualitas pegawai bermanfaat juga pada peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan.
Sumber : My Document